Pages

Wednesday, December 7, 2011

Surat untuk Ibu

jika telapak kaki adalah yang paling hina untuk aku, ibu. akan aku rebahkan keningku di bawah telapak kakimu. untuk abdi dan syukur yang langitpun tak sanggup membahasakannya.

adanya aku adalah bukti adanya rahim yang menjadi rumah pertama ragaku. dan kasih sayangmu yang menjadi rumah pertama jiwaku. saat aku tumbuh bersama musim yang engkau ada di dalamnya. padi dan gandum menjadi saksi keikhlasan tanganmu menyuap rongga mulutku. menjadi nafas dan kehidupan buah hatimu ibu. bunga-bunga menjadi saksi keindahan budi yang kau selipkan ke dalam dadaku. menjadi mahkota, melebihi indahnya bunga-bunga itu sendiri.

saat aku beranjak usia ibu. tanganku semakin tegar, sementara tanganmu semakin keriput. rambutku semakin hitam, sementara rambutmu semakin pudar. pandanganku semakin tajam, sementara pandanganmu semakin berair. maafkan aku ibu.

jika kelak kau masih berdiri di sawah ladang sementara aku berdiri di sebuah rumah yang indah. akan kuhapus lumpur di kakimu dengan tanganku sendiri ibu, dan akan kududukkan engkau sementara aku menjadi pelayan bagimu.

jika kelak kau tak bisa berdiri sementara tubuhmu membutuhkan nasi untuk makananmu. akan kupanen sendiri padi di sawah peninggalanmu dan kentang di ladang kenanganmu. tak usah kau basuh lumpur di kaki tanganku ibu, kerana sudah cukup untukku kelapangan hatimu seluas langit di atas langit.

tapi baktiku tak mungkin cukup ibu.

mengapa tak kau adukan kepada tuhan tentang tanganku yang pernah menyakitimu? mengapa tak kau adukan tentang lidahku yang kerap menampar wajahmu? mengapa tak kau ajukan nasi yang kau suap dengan susah payah ke rongga dagingku? mengapa tak kau bicarakan tentang pahala atas kesabaranmu? jika bukan kerana keikhlasanmu, tentu telah padam sinar matahari untukku.

ampun berjuta ampun untukmu.

3 comments:

still one of your biggest fan, kak.. if u still remember me :)

Ya Allah bagus banget, ga kerasa air mata turun T..T

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More